Sejarah Mekongga


ASAL MUASAL KERAJAAN MEKONGGA




1.         LARUM PALANGI adalah anak dari MUHAMMAD SYEK ALI YUSUF (Arab) dengan seeorang wanita keturunan Cina yang bernama  CHENGWI CHONGKUA (Nurcahyawati).  Larum Palangi datang dari tanah Arabia dengan 8 (delapan)     saudaranya dengan menggunakan perahu. Antara Lain :

      a.         Larum Palangi 
      b.         Tironggo  
      c.         Dolo Moko’o  
      d.         Waage Engge 
      e.         Wakaka  
      f.          Waraputono 
      g.         Sararasa  
      h.         Roudin  
      i.          Urodino  

Sebelum 9 (sembilan) bersaudara tersebut berangkat oleh ayahanda mereka (Muhammad Syek Ali Yusuf), mereka diberi 1 (satu) piring dibagi untuk 9 (sembilan) orang, siapa yang mendapat bagian paling besar maka dia yang berhak mendapat MAHKOTA.   Dari 9 (sembilan) bersauda tersebut yang dapat bagian paling besar adalah Waage Engge, sedangkan yang lainnya mendapatSELENDANG. Selain itu mereka juga diberi pegangan berupa :

      a.         Larum Palangi diberi Tanah
      b.         Tironggo diberi Kayu
      c.         Dolo Moko'o diberi Akar Pohon
      d.         Waage Engge diberi Batu
      e.         Wakaka diberi Batu Api
      f.          Waraputono diberi Daun
      g.         Sararasa diberi Kayu yang merambat
      h.         Sikembar Roudin dan Urodino diberi Air

       Larum Palangi bertapa selama 40 tahun dan akhirnya menikah serta mempunyai 149 anak dari ± 100 istri.  Istri 1 s/d 89 adalah dari bangsa JIN.  Istri-istri tsb dinikahi dari hasil pertapaannya, karena pada saat Larum Palangi datang ke Mekongga belum ada seorang manusiapun.   Istri ke 90 dan seterusnya adalah MANUSIA.     Larum Palangi meninggal pada usia 197 tahun.  
Ciri-ciri Larum Palangi :
a.                  Tinggi sekitar 2  meter
b.                  Rambut lurus panjang
c.                  Kumis tipis terpisah
d.                  Wajah bersih halus mirip perempuan
e.                  Kulit putih
f.                    Pada ubun-ubun terdapat garis kecil berbentuk ular

Kisah mengenai datangnya LARUM PALANGI dengan saudaranya WEKOILA dengan mengendarai SARUNG SAKTI (Toloa Sarungga) adalah kisah dari mulut kemulut yang tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.  WEKOILA sendiri  adalah anak dari WAAGE ENGGE adik dari Larum Palangi.   WEKOILA akhirnya  mendirikan KERAJAAN TERNATE.   Keberadaan Kerajaan Mekongga tidak ada hubungan darah dengan KERAJAAN LUWU, karena Larum Palangi tidak dan bukan berasal dari Luwu.  
Pengucapan nama LARUMBALANGI yang selama ini terucap adalah salah karena arti dari Larumbalangi adalah BUDAK KECIL, Beliau Larum Palangi adalah seorang Raja Besar Kerajaan Mekongga, dan bukan budak kecil.

2.         ZUWA Keturunan ke 1 dari Larum Palangi dengan KASORO NOTINGGO (Setan Batu) dari bangsa JIN,  Zuwa menikah dengan LOKONOMO dan mempunyai anak bernama LADUMA.   Laduma meninggal sekitar berumur 4 tahun, bukan 59 tahun dan tidak pernah menjadi raja.    LELEMALA bukan LADUMA, Laduma bukan berarti Laki-laki yang masuk islam pada hari Juma'at.      Laduma tidak pernah menerima bendera dari Datu Luwu (datu Alimuddin) dan kemudian masuk Islam dan selanjutnya merubah namanya menjadi SANGIA NIBANDERA (dewa yang diberi bendera dan bendera pembawa kemenangan).   Sekali lagi penulis tegaskan bahwa bagaimana mungkin Laduma membantu datu Luwu untuk berperang melawan kerajaan Soppeng,  karena bantuannya akhirnya Luwu menang dan kemudian datu luwu memberikan hadiah berupa bendera Merah Putih yang bertuliskan huruf Al qur'an, binatang-binatang dan benda tajam, sedangkan LADUMA sendiri meninggal pada usia 4 (empat) tahun. (Mohon dijadikan renungan)
Versi yang sekarang ini, ayah dari LADUMA adalah  TEPORAMBE dan ibunya WEHIYUKA.

Pertanyaan :
-   Apakah ZUWA dan LOKONOMO adalah orang sama dengan TEPORAMBE dan WEHIYUKA ?  
-       Ada PERSAMAAN data bahwa LADUMA disini adalah anak TUNGGAL ... !

3.         SANGGIA BENDERA Keturunan ke 2 dari LARUM PALANGI, Sanggia banyak mengambil dan menyimpan benda PUSAKA milik ayahnya.  Sanggia dikutuk menjadi tanah oleh LARUM PALANGI karena mencoba membunuh LARUM PALANGI (Ayahnya).  Larum Palangi tidak pernah mengangkat Sanggia Bendera menjadi raja, namun Sanggia Bendera yang mengangkat dirinya menjadi RAJA.  Sanggia Bendera menikah dengan GIRASA dan tidak mempunyai keturunan (Anak).  Anak Sanggia Bendera lewat pertapaan bernama ROGONOKU (Karena mempunyai dua gigi seperti kelinci).  Anak tersebut separuh JIN dan MANUSIA.   Keyakinan serta kepercayaan dari masyarakat Mekongga yang secara turun-temurun dan dari mulut kemulut yang meyakini bahwa mereka masih keturunan Sanggia Bendera adalah tidak benar, karena seperti yang penulis sampaikan diatas, bahwa Sanggia Bendera tidak mempunyai keturunan/anak.    Namun bagaimanapun juga Sanggia Bendera adalah termasuk Leluhur dari masyarakat Mekongga     
Kutukan Larum Palangi kepada Sanggia Bendera dapat dilihat di CAGAR BUDAYA atau Makam yang dikeramatkan oleh penduduk Mekongga.  Di dalam makam yang dikelilingi pagar terdapat juga makam LARUM PALANGI dan ZUWA anak pertamanya, namun letak Makam Larum Palangi dan Zuwa tidak diketahui oleh masyarakat Mekongga.   Pada kesempatan ini Penulis ingin menunjukkan letak makam Larum Palangi dan Zuwa anaknya.   Makam Larum Palangi tepat pada pohon yang berdiri disebelah KANAN dari  makam Sanggia Bendera. Tepatnya ± 2 Meter sebelah KANAN dari NISAN Sanggia Bendera, sedangkan makam ZUWA (anak ke 1 dari Larum Palangi/ Kakak dari Sanggia Bendera) terletak ± 15 Meter dari pohon sebelah KIRI makam Sanggia Bendera, atau tepatnya dipinggir PAGAR sisi sebelah KIRI dari NISAN Sanggia Bendera,  
      Sampai dengan tulisan ini kami buat, penduduk Mekongga masih mempercayai bahwa LADUMA adalah SANGGIA BENDERA.  Sebenarnya Laduma adalah CUCU dari Larum Palangi dari anak lelakinya Zuwa, sedangkan Sanggia Bendera adalah anak/keturunan ke 2 dari Larum Palangi.    

Catatan : Ingat bahwa keturunan kedua dari Larum Palangi adalah SANGGIA BENDERA bukan SANGIA.    Sangia sendiri berarti KERAMAT,dan tidak ada lagi sangia-sangia yang lain seperti Sangia Larum Palangi, Sangia Laduma, Sangia Nibandera dll.

4.         ALI POTE Keturunan ke 3 dari Larum Palangi dengan istri yang ke 89 dari bangsa JIN yang bernama NANAMO (wujud aslinya seekor ular). Ali Pote (Setan Tanduk) menikah dengan SAWUWEPITA.  Sawuwepita adalah wanita dari bangsa Jin dengan wujud aslinya seekor NAGA.  Larum Palangi tidak menyetujui pernikahan Ali Pote dan Sawuwepita.  Dengan sumpah adat Larum Palangi mengutuk Ali Pote dan Sawuwepita menjadi burung LAMEKONGGA.  Burung Lamekongga adalah seekor burung berkepala dua dengan kepalanya berbentuk NAGA.  Pintu Masuk KERAJAAN MEKONGGA terletak di sebelah KANAN makam Sanggia/diluar pagar dari makam Sanggia tepatnya terdapat makam ISTRI yang ke 89 dari LARUM PALANGI yang bernama NANAMO (ibu dari ALI POTE).  

5.               Keturunan ke 4 dari Larum Palangi adalah PONGKU

6.   Ketutrunan selanjutnya yang menurunkan RAJA-RAJA MEKONGGA adalah RANGGAPO’U.   Ranggapo’u adalah anak dari Larum Palangi dengan istrinya yang ke 98.  Hasil pernikahan RANGGAPO’U dengan WAKA ANDE mempunyai empat orang anak :
      a.         ZIDADA (Laki laki)
      b.         SIKIRI (Laki laki)
      c.         DOKUTO atau WADUTO (Perempuan)
     d.       SILANDE (Laki laki) Sakti karena ilmu yang dimilikinya dan sempat berguru ke tanah  arab. 
Versi yang ada sekarang ini ayah dari SIKIRI adalah LADUMA.    Laduma mempunya Anak antara lain :
            a.    SIKIRI (Laki-laki)
            b.    SIPOLE (Laki-laki)
            c.    WAMINA (Perempuan)
            d.   LASANO (Laki-laki)
            e.   TALAGO (Laki-laki)

Pertanyaan :

-  Siapakah ISTRI dari LADUMA  (dalam versi ini) tidak ada data implisit.     
-  Apakah LADUMA dan RANGGAPO'U adalah orang yang SAMA ? 
-  Memang ada kemiripan data mengenai anak dari RANGGAPO'U dan LADUMA ... !

7.         SIKIRI adalah CUCU dari Larum Palangi.   Sikiri menikah dengan ZOHODONA dan dikaruniai tiga (3) orang putra yakni : LAPOTENDE, ROBE dan PALUWU.  Sikiri diangkat menjadi raja oleh Larum Palangi, tetapi selama menjadi raja Sikiri tidak bersikap adil, maka Larum Palangi mengangkat Lapotende untuk menggantikannya.    Ketiga anak Sikiri masing masing diberi kerajaan oleh Kakek moyang mereka Larum Palangi.
            Setelah SIKIRI meninggal, selanjutnya Kerajaan Mekongga dipimpin oleh LAPOTENDE PULLAH.  Sebenarnya PULLAH sudah ada sejak SIKIRI, namun baru hadir dalam MIMPI-MIMPI SIKIRI.   Sejak ketiga anak Sikiri lahir, PULLAH kemudian ditawarkan kepada ketiga anaknya (LAPOTENDE, ROBE dan PALUWU), dengan catatan bagi yang tidak sanggup membawa nama PULLAH dibelakang namanya, maka orang atau anak tersebut akan meninggal dunia.  Dari ketiga anak Sikiri, yang sanggup dan berani hanyalah LAPOTENDE.  PULLAH sendiri sebenarnya adalah GURU Pertama dari LARUM PALANGI, dan sangat DIHORMATI oleh Larum Palangi, sehingga Larum Palangi menetapkan bahwa kerajaan Mekongga harus dipimpin oleh keturunannya yang membawa MARGA PULLAH dibelakang namanya.   

8.         LAPOTENDE adalah anak ke 1 dari SIKIRI.   Lapotende adalah KSATRIA yang membunuh burung ELANG RAKSASA (KONGGARAHA) dengan BAMBU KUNING.    Kepercayaan masyarakat Mekongga yang menyakini bahwa burung elang raksasa yang sering memangsa manusia dan binatang ternak dibunuh oleh LARUM PALANGI dan saudaranya WEKOILA adalah tidak benar.   
Dari pernikahan LAPOTENDE dengan WEPITA, mereka karuniai tujuh (7) orang anak yakni : WETINONDO, MONGIWA, LAPALULU, LATUNGGALA, MARWA, PONGGORAHI DAN SITI NAUSO.    

9.         SITI NAUSO.      Siti Nauso adalah anak ketujuh dari LAPOTENDE dan WEPITA.     Walaupun Siti Nauso seorang perempuan, namun karena dialah yang sanggup dan berani membawa serta menambahkan nama PULLAH dibelakang namanya, maka beliau yang berhak menjadi RAJA MEKONGGA selanjutnya.    
            Siti Nauso menikah dengan KONNA dan mempunyai seorang anak LAKI-LAKI yang diberi nama MUHAMMAD KONDI PULLAH.

10.       Raja Mekongga terakhir adalah MUHAMMAD KONDI PULLAH.    MUHAMMAD KONDI PULLAH.            Lahir dari ayah yang bernama KONNA dan ibu yang bernama SITI NAUSO.   Ayah dari Muhammad Kondi Pullah meninggal ketika Muhammad Kondi Pullah berumur ± 2 tahun, dan ibunya meninggal ketika Muhammad Kondi Pullah berumur ± 4 tahun.   Sejak kecil Muhammad Kondi Pullah dan sepupuhnya BAIA telah hidup yatim piatu dan diasuh oleh neneknya WEPITA.      Ketika Muhammad Kondi Pullah berumur ± 8 tahun neneknya meninggal .  Karena masih kecil dan belum dewasa dan hendak dibunuh maka beliau melarikan diri ke Makassar dengan membawa beberapa BENDA PUSAKA sebagai bukti bahwa beliau keturunan yang SAH dari SITI NAUSO dan KONNA serta LAPOTENDE.    

            Muhammad Kondi Pullah menikah dengan Waode Rasna, dan dikaruniai anak : AZIS PULLAH, AISAH PULLAH, DWI APSAH PULLAH, ANNAS PULLAH, ABAS PULLAH, AMIR PULLAH, AMILLAH PULLAH, AGUS ARIFIN PULLAH, ARIEF PULLAH, AIDUL FITRI ANWAR PULLAH, dan ADINNA PULLAH.

 Istilah BOKEO (buaya), terakhir yang menyandang adalah BOKEO ROBE dan tidak diteruskan ke keturunannya.   Jadi setelah Bokeo Robe tidak ada lagi jabatan BOKEO untuk keturunan selanjutnya.
Keturunan dari PALUWU tidak berlanjut, karena Paluwu tidak mempunyai keturunan/anak kandung.   Keturunan Paluwu yang ada sekarang ini adalah anak angkatnya. 

Info lengkap dapat menghungi kami di :
1.  081390674141
2.  087832071117
3.  085655098839
atau di : abbas.archa@gmail.com

2 komentar:

  1. bagaimana dengan Lamarota sudahkah di selidiki keberadaan sejarahnya karna menurut cerita rakyat dia adalah salah satu raja mekongga yang memimpin di daerah asingi tinanggea yang dimana anak menantunya adalah salah satu keturunan sangianibandera yang bernama sinauri anak dari mokole mambulo

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah saya juga Keturununan ke lima Lapotende

    BalasHapus